Cerita Dewasa


Kamis, 05 September 2019

AgenBandarCeme - Sepupu Istriku









Baru pulang dari luar kota tadi malam Saya agak malas untuk siap-siap ke kantor, nanti agak siang saja Saya masuknya. Istri saya sudah berangkat, anak semata wayang saya sudah ke sekolah. Selesai sarapan yang disiapkan oleh Yuni Saya belum juga mandi tapi menikmati 3 hari koran yang belum sempat saya baca selama keluar kota di sofa ruang tamu. Santai? Hari menjelang siang.
Yuni baru saja selesai mengepel lantai lalu ke belakang. Rasanya ada yang aneh pada Yuni. Tiap hari dia memang mengepel lantai dan itu biasa. Entah apanya yang berbeda pada dia pagi ini Saya tak memperhatikan dan memang tak ingin tahu. Hanya saya rasakan agak aneh saja. Kembali Saya membaca koran. Ketika terdengar suara guyuran air di kamar mandi belakang, juga masih biasa, Yuni selesai bersih-bersih rumah lalu mandi.

Lalu setengah jam kemudian dia tampak sliweran antara dapur dan ruang makan juga biasa. Juga ketika masuk ke kamar anak saya. Sekilas Saya sempat melihatnya lewat dari balik bentangan koran saya. Mungkin ini yang tak biasa, dia tampak lebih rapi dari biasanya. Daster yang dia kenakan tampaknya baru. Mungkin dia mau keluar belanja, pikirku.

Dalam kesibukan dia di ruang makan kadang dia membuat suara-suara benturan piring dan alat lainnya. Dengan sendirinya Saya sedikit mengangkat kepala mengalihkan pandangan dari koran ke arahnya. Itu gerakan refleks yang biasa. Yang tak biasa adalah dia beberapa kali ?tertangkap? sedang memandang ke arah saya tapi tatapan matanya agak ke bawah. Ketika dia sedang ke belakang Saya coba meneliti adakah yang aneh pada diri saya ? Kebiasaan di rumah Saya selalu mengenakan celana pendek. Itu sudah sering dan Yuni juga sudah tahu. Jadi apanya yang aneh? Ah, memang Saya peduli! Saya terus saja membaca.

Sampai tak lama kemudian, saat sedang asyiknya Saya membaca tanpa saya sadari Yuni sudah berdiri di depan saya. Koran saya letakkan, belum sempat Saya membuka mulut untuk bertanya, tiba-tiba Yuni menghambur ke arah saya, duduk di pangkuan saya dan memeluk tubuh saya. Lalu kepalanya yang tersembunyi di dada saya terlihat sedikit berguncang. Yuni menangis. Ada angin apa nih?

?Maafkan aku Kang?? katanya di sela-sela isakan tangisnya.

Yuni memang bukan pembantu. Dia adalah sepupu istri saya, sama-sama dari Kuningan, asal istri saya. Dia cukup cerdas walau SMK saja tak tamat, karena keburu disuruh menikah oleh ibunya. Teman-temannya di kampung pada umumnya hanya tamatan SMP atau bahkan SD. Dia sebenarnya ingin sekolah sampai tingkat sarjana, hanya kebiasaan di kampung mengharuskan anak perempuan sudah berrumah-tangga ketika mencapai umur 16 atau 17 tahun. Malang baginya, ketika usia pernikahan menjelang setahun suaminya tertangkap basah berselingkuh. Dia minta cerai dan ingin ikut istri saya ke Jakarta sambil siapa tahu bisa meneruskan sekolahnya dan menggapai cita-citanya menjadi sarjana pertanian. Di kampung dulu dia memang amat dekat dengan istri saya.

Setelah bicara dengan saya, istri saya setuju menyekolahkan dia sampai tamat. Yuni bersedia kerja apa saja, jadi pembantu sekalipun, untuk mengejar cita-citanya. Kami, saya, istri dan anak saya tak pernah menganggap dia sebagai pembantu. Kami perlakukan dia sebagai salah satu kerabat dekat. Sudah hampir dua bulan dia ikut dengan keluarga kami. Dia sudah terdaftar di SMK kelas tiga, hanya belum mulai sekolah karena menunggu tahun ajaran baru, bulan depan. Umurnya kini 18 tahun. Memang sedikit terlambat. Anak seusia dia umumnya sudah tamat SMU.



?Kenapa Yun??

?Maafkan aku Kang??

?Kamu salah apa??

Dia tak menjawab, masih terisak. Saya coba menduga-duga, mungkin dia tak betah karena mengerjakan urusan rumah tangga mirip pembantu.

?Kamu pengen pulang??

Yuni menggeleng. Sebenarnya tidak juga sebagai pembantu karena istri saya kalau sedang di rumah juga ikut terjun kerja bersama dia. Anak saya pun begitu. Kami memang sudah biasa tak punya pembantu.

?Atau kamu gak betah di sini??

?Bukan Kang bukan? Saya senang tinggal sama Teteh?? yang dia sebut teteh adalah istri saya.

?Jadi kenapa??

Hening sejenak, lalu

?Sayanya Kang, aku yang tak beres??

?Tak beres apanya? Ayo cerita, jangan sungkan-sungkan. Kamu kan sudah aku anggap adikku sendiri?

?Bukan masalah itu Kang? Akang sekeluarga disini baik-baik semua? aku betah??

?Lalu ??

Yuni masih diam, tangisnya mereda. Tapi masih belum mau bicara. Tak sadar Saya mengelus-elus rambutnya yang lurus dan panjang sepunggung, seperti rambut istri saya. Memang Yuni banyak kemiripan dengan istri saya. Wajah mirip, hanya istri saya langsat dia sawo matang. Bentuk tubuhnya sama langsing, hanya dada Yuni sedikit lebih besar. Jangan berpikiran macam-macam. Dari ?tampak luar? saja sudah terlihat, tak harus ?memeriksa? ke dalam.
Memangnya Saya sekurang ajar itu berani memeriksa dada sepupu istri saya. Dada? Ah? gumpalan daging kembarnya itu melekat erat di dada saya sekarang. Baru sekarang juga Saya menyadari bahwa bongkahan itu menempel di tubuh saya nyaris tak ada penghalang. Tak ada ?kain keras? di antara kami. Masa sih ? Untuk memenuhi rasa penasaran saya, tangan saya yang sedang membelai rambut Yuni ?mampir? sebentar ke punggungnya. Hanya kain daster saja yang ada dipunggungnya. Benar, Yuni tak mengenakan bra! Saya lebih banyak berpikiran positif. Mungkin saja tadi dia sehabis mandi belum sempat memakainya. Tapi menyadari ?keadaan? begini, sebagai lelaki normal tak urung ada yang menggeliat di balik celana pendek saya.

Lalu, saya biarkan pikiran saya mengelana, saya bayangkan bentuk bongkahan yang menekan dada saya, tentunya masih kencang sebab dia belum punya anak dan belum setahun ?dipakai?, dengan putingnya yang kecil dan kecoklatan. Imagi begini jelas saja membuat perangkat bawah saya semakin mengencang. Tiba-tiba Yuni mengangkat kepalanya yang dari tadi ngumpet di dada saya. Ditatapnya mata saya sejenak, lalu pandangan beralih ke tubuh saya bagian bawah dan kemudian menatap saya lagi. Saya yakin pantatnya telah merasakan perubahan yang terjadi di celana saya.

?Kang?? bisiknya serak.

Pantatnya bergerak menggoyang, melumati kelamin saya. Mendadak mulut saya dipagutnya. Saya masih shock atas tindakannya ini sehingga bibir saya pasif saja menerima sapuan bibirnya. Tapi itu tak lama, hanya beberapa saat kemudian bibir saya malah merespon lumatan bibirnya. Kami berciuman. Celakanya, entah bagaimana Saya jadi membayangkan bahwa yang sedang saya ciumi ini adalah istri saya sehingga ciuman kami makin seru.

Saya sempat melayang-layang sampai suatu saat kesadaran saya mendarat kembali ke bumi, rasio mengalahkan emosi. Saya dorong kepala Yuni menjauh, ciuman terlepas.

?Yun???

Saya lihat ekspresi wajahnya yang kaget sekejap.

?Kang? maafkan aku? tapi aku butuh banget? butuh Kang? udah lama banget menahan??

?Kamu sadar Yun??

?Iya Kang, sadar bahwa aku sangat membutuhkanmu Kang??

?Kenapa aku?? tanya saya lagi.

?Gak tahu Kang. Tubuhku ini udah lama membara? Udah lama aku coba menahannya tapi aku gak mampu Kang? tolong Akang mengerti??

Tanpa menunggu reaksi saya Yuni kembali menciumi saya. Kami berpagutan lagi. Saya mulai menikmati. Kesadaran saya berangsur menghilang.

Kemudian, ini gerakan refleks yang wajar dan biasa ketika sambil berciuman telapak tangan kanan saya mulai meremas-remas buah dada kirinya yang hanya tertutup daster. Daging yang sekal sesuai bayangan saya tadi. Yuni melepas ciuman lalu mengerang sambil kepalanya mendongak menikmati remasan saya. Bahkan erangannya mirip rintihan istri saya. Cuma sebentar, kembali dia mengejutkan saya, dengan sigapnya dia melepas kancing-kancing dasternya lalu menyodorkan dadanya ke muka saya. Dua bulatan kembar itu kini terhidang di depan hidung saya. Putingnya kecil tapi telah mengacung ke depan. Saya ciumi buah dadanya, bergantian kanan dan kiri. Puting kecil itu memang keras.

Juga gerakan wajar jika tangan saya kemudian mulai membelai-belai pahanya, menyusup ke balik dasternya, merambat sampai pangkalnya. Lagi-lagi Saya dibikin kaget. Hanya daster itulah satu-satunya pakaian yang melekat di tubuh sintal Yuni. Saya tadi tak memperhatikannya. Selangkangan berbulu halus itu telah membasah dan lembab. Yuni makin menggila.



?Ayo Kang. Sekarang? Aku mohon??

Rangsangan saya sudah tinggi, tak ada lagi pikiran jernih, gelap mata. Saya bopong Yuni menuju kamar saya, saya rebahkan tubuhnya ke kasur. Secepat kilat Yuni melepas dasternya melalui kepalanya.

Tubuh coklat langsing sekal itu kini telanjang bulat tergolek di kasur saya. Kedua belah dadanya memang bulat dan menonjol dihiasi puting dan lingkaran aerola yang kecil menambah keindahannya. Bulu-bulu halus di bawah perutnya terlihat rapi tanda terawat. Tubuh itu kini gelisah, bergerak-gerak tak tentu. Pahanya sudah membuka lebar. Tunggu apa lagi?

?Ayo Kang??

Secepat kilat Saya memelorotkan celana pendek saya sekaligus dalemannya. Saya naik ke tempat tidur dan mengarahkan penis saya ke selangkangannya. Kebiasaan saya kalau awal penetrasi lebih suka posisi misionaris, sebab Saya bisa melihat ekspresi wajah lawan main saya ketika penis saya mulai menusuk. Wajah dengan mata terpejam dan kepala sedikit mendongak adalah pemandangan paling eksotis. Saya rebahkan tubuh saya menindihnya. Lalu dengan gerakan agak kasar Saya menekan. Muka Yuni berkerut, dia menggigit bibirnya sendiri, ekspresi seperti orang yang sedang kesakitan. Benar saja?

?Aaaww? pelan-pelan Kang, aku udah lama banget engga ??

Memang, kepala penis saya serasa membentur tembok walaupun Saya yakin dia telah lembab.

?Oh? maaf Yun??

Lalu dengan sabarnya Saya perlahan membuat gerakan-gerakan pendek maju-mundur untuk membuka ?pintu? yang sudah lama tak pernah dimasuki. Memang agak susah, harus perlahan dan bertahap. Akhirnya seluruh batang saya tertelan oleh vaginanya. Mulailah Saya ?memompa?, masih perlahan agar bisa lebih merasakan gesekan batang saya dengan dinding-dinding liang vaginanya. Milik Yuni begitu eratnya menjepit batang saya, persis seperti milik istri saya pada awal-awal kami menikah. Saya jadi teringat sewaktu berbulan madu dengan istri saya beberapa tahun lalu. Cerocohan ribut yang keluar dari mulut Yuni pun sama. Beginilah rasanya. Hanya satu kata: nikmat!

Lalu Yuni? Sulit saya gambarkan. Gerakan tubuhnya begitu liar, ekspresi wajahnya begitu ekstasi manjadikan dia tampak lebih cantik dibanding biasanya. Itu tanda bagi wanita yang sedang merasakan nikmatnya bersenggama. Rasanya Saya bisa lebih lama bertahan memompa, mungkin karena tadi malam Saya sudah mengeluarkan dua kali ?tabungan? ke tubuh istri saya setelah tersimpan selama 3 hari di luar kota.

Hingga beberapa saat kemudian?

Kedua tangannya mengunci amat erat di tubuh saya dan tubuhnya saya rasakan berguncang-guncang teratur beberapa kali. Saya lalu menghentikan pompaan, memberi kesempatan dia menikmati orgasmenya. Guncangan lalu melemah seiring melemahnya kuncian tangannya. Lalu tangannya rebah ke samping. Yuni terkapar.

?Terima kasih Kang? terima kasih?? katanya sambil menciumi wajah saya.

?Gimana Yun??

?Enak banget??

Tubuh saya masih telungkup menindih tubuhnya, batang saya yang masih tegang masih ?tersimpan? di dalam tubuhnya. Saya masih tak bergerak walaupun Saya belum mencapai puncak. Sengaja untuk memberi waktu kepada Yuni untuk menyelesaikan puncak hubungan seks, orgasme. Karena Saya tahu berdasarkan pengalaman, wanita tak mau ?diganggu? bila sedang dalam masa puncak dan beberapa waktu setelahnya. Syaraf-syaraf pada alat kelaminnya menjadi amat sensitif ketika masa orgasme.

Tapi ketegangan penis saya mulai mengendur karena masa pause begini. Saya harus mulai memompa lagi untuk meningkatkan ketegangan batang saya. Lalu Saya mulai gerakan dengan memundurkan penis saya sedikit dan menusuk lagi.

?Aaaahhh? Kang?? erangnya.

Saya terus saja memompa.

Mulutnya mulai berkicau.

Makin cepat.

Gerakannya makin gila.

Saya melambung.

Melayang.

Beberapa detik kemudian?

Saya sampai.

Saya tumpahkan semuanya ke dalam tubuhnya.

Ya. Saya ejakulasi didalam tubuhnya. Tak terpikirkan lagi untuk mencabutnya. Karena kedua kaki Yuni keburu menjepit erat pinggul saya, dan lalu tubuhnya berguncang teratur seperti tadi.

Beberapa saat berlalu, baru Saya menyadari akan akibat penumpahan ke dalam liangnya.



?Yun? Aku keluar didalam??

?Engga apa-apa Kang? jangan khawatir?

?Maksudmu??

?Aku masih menyimpan spiral di dalam??

Saya lega walaupun di kepala ini menumpuk banyak pertanyaan seperti mengapa dia nekat begini.

AgenBandarCeme - Kepuasan Birahi Pacar Gelapku







 Kepuasan Birahi Pacar Gelapku





Sebelumnya aku mau bilang kalau aku merupakan wanita yang sudah memiliki keluarga kecil. Dan tidak pernah terlintas dalam benakku untuk melakukan perselingkuhan layaknya dalam cerita dewasa, karena selama ini aku mampu menghindari setiap godaan yang datang padaku. Seperti contohnya ketika ada seorang mantanku yang mencoba mendekatiku kembali bahkan dia memberikan perhatian lebih padaku.

Namun aku memang di kenal sebagai pasangan yang romantis dengan suamiku. Meskipun mempunyai anak kami tidak jarang jalan bareng tanpa harus membawa anak kami, dan akupun begitu mencintai serta menghormati suamiku mas Doni, hampir sepuluh tahun pernikahan kami belum pernah kami bertengkar sampai melibatkan orang lain, karena bagi kami pantang melakukan hal itu.

Sehingga kamipun terlihat adem ayem di depan semuanya begitu juga di depan kedua orang tua kami. Aku tidak ingin kalau kami sampai ketahuan bertengkar karena kami menikah atas dasar suka sama suka tanpa paksaan dari orang lain, layaknya dalam cerita dewasa kami berdua seperti pasangan yang paling romantis karena akupun menjaga sikapku untuk tidak sembarangan berbicara atau jalan bareng dengan pria lain.

Meskipun itu saudaraku ataupun saudara suamiku, namun semua itu tidak berlangsung lama karena akupun terjebak pada cinta yang salah atau lebih tepatnya aku mencintai orang yang salah selain suamiku. Dia tidak lain adalah saudara dari suamiku sendiri, awalnya aku ingin menghindar dari hubungan ini sampai akhirnya kamipun terlibat hubungan intim layaknya dalam cerita dewasa.

Sejak saat itu pula aku yang awalnya berniat menghindari dia, menjadi lebih sayang padanya bahkan jika harus memilih aku tidak tahu harus memilih siapa di antara mereka. Walau sebenarnya ada keraguan dalam hatiku kalau dia hanya ingin memuaskan nafsunya berhubungan denganku, tapi entah mengapa aku begitu mencintainya bahkan kini aku tidak rela kalau sampai harus kehilangan dia. 


Sebut saja dia Bintang dan aku biasa memanggilnya mas Bintang, karena dia msih saudara dari suamiku. Dan sudah hampir satu tahun kami berhubungan tanpa ada orang lain tahu. Karena kami berdua sudah sepakat untuk merahasiakan hubungan gelap ini dari orang lain, seperti dalam cerita dewasa kami lakukan perselingkuhan itu bahkan lebih tepatnya kami ibarat pasangan suami istri.

Karena hampir setiap hari aku dapat menemuinya tanpa orang lain tahu ataupun menaruh curiga pada kami. Seperti hari ini mas Bintang datang ke rumah dan memang rumahku sepi karena suamiku sedang pergi bekerja sedangkan anak-anakku di bawa neneknya, sewaktu mas Bintang masuk rumah akupun tidak membuang kesempatan untuk segera mendaratkan ciumanku padanya.

Diapun membalas ciuman yang aku berikan padanya hingga akhirnya kamipun bergumul dalam kamarku. Dengan posisi rebahan di atas tempat tidurku akupun mencumbu mas Bintang di atas tubuhnya, aku ciumi seluruh wajah dan lehernya hingga aku sendiri yang mendesah ?OOooouuuggghh? ooouuuggghhh? aaaagggghhh? aaaaaaaggghhh? aaaaaaagghhh.. ? Desahku sambil terus beraksi pada mas BIntang.

Saat itu juga tanganya mulai menyingkap bajuku dan dengan mudah dia menarik celana dalamku, lalu dengan perlahan dia buka juga celananya dan langsung memasukkan kontolnya dalam memekku. Sebenarnya kalau di lihat dari ukuran Mr.P mas BIntang jauh lebih besar lagi Mr.P suamiku, dan dari ini aku tahu kalau aku tulus mencintainya karena aku tidak melihat ukuran kontolnya itu.

Tapi meskipun ukurannya tidak seberapa tapi mampu membuatku tidak dapat menahan birahiku. Mungkin karena aku begitu sangat mencintainya karena itu ketika kontol itu sudah masuk dalam memekku dan mas Bintangpun menggoyang pantatnya akupun mendesah lebih panjang lagi ?Oooouuugghh.. aaaaggggghh? sa.. yang? aaggghh? love.. you? aaaaggghhh?? Kataku di atas tubuh mas Bintang.

Akhirnya mas Bintang membalikan tubuhku lalu dia yang menggoyang lebih keras lagi pantatnya ?OOoouuuggghh.. ooouuuugghhh?. ooooouuuuggghhh? sa.. yang? aaaaaggghhh?.. aaaaggghhh? ? Karena memekku sudah basah hingga akhirnya mas Bintang mempercepat gerakannya di dalam menggoyangkan pantanya sampai akhirnya tumpah semua sperma dalam rongga kemaluanku.

Akupun memeluk tubuh mas Bintang seakan tidak mau untuk melepasnya lagi. Namun dia langsung bangun dan merapikan pakaiannya kembali karena takut sampai ketahuan oleh orang lain, beginilah tiap kami melkaukan adegan layaknya dalam cerita dewasa, aku merasa kurang menemukan kesempurnaan dengan mas Bintang namun semua itu membuatku begitu mencintainya dan ingin rasanya aku mengajaknya tidur semalaman berdua.

Rabu, 04 September 2019

AgenBandarCeme - Pembantu Rumah Tangga








Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.

Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all.

Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ?Mr. Penny?ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.

Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ?pelajarannya?. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.

Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ?perangkatnya?. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.



Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ?Mr. Penny?ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ?Mr. Penny?ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ?anu? ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.

Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.

Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ?Mr. Penny?ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ?Mr. Penny?ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ?Mr. Penny?ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.



Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.

Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.

Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ?Veggy?nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ?Mr. Penny?ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ?Mr. Penny?ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ?Veggy?nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ?Veggy?nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama

Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ?Mr. Penny?ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ?Veggy?nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ?Veggy?nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ?Mr. Penny?ku ku dekatkan ke bibir ?Veggy?nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ?Veggy? pembantuku ini.

Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ?Mr. Penny?ku segera masuk. Karena basahnya ?Veggy? Lia, dengan mudah ?Mr. Penny?ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ?Veggy? Lia menegang dan mempersulit ?Mr. Penny?ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ?Mr. Penny?ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ?Mr. Penny?ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ?Mr. Penny?ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ?Veggy?nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.

Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ?Veggy?nya terasa meremas-remas ?Mr. Penny?ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ?Mr. Penny?ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ?Veggy?nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.

Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.


Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu.

Selasa, 03 September 2019

AgenBandarCeme - Ragaku Tergoda Dengan Tubuh Tesa











Perkenalkan namaku Ryo, usiaku saat ini 24 tahun. Cerita sexku ini berawal saat aku sering maen kerumah temenku yang bernama Cipto. Temenku ini orangnya baik, suka menolong tapi orangnya cuek. Dia dirumah hanya tinggal berdua dengan kakaknya sendiri karena kedua orangtuanya merantau di Sumatra.

Kakaknya bernama Tessa, orangnya gak terlalu cantik siih tapi memiliki payudara yang enak dipandang. Tessa mempunyai perawakan berkulit sawomatang, rambut pendek sebahu, tinggi sekitar 160cm, yang menarik adalah payudaranya yang cukup besar, kutafsir sekitar 36B.

Tessa selalu berpakaian seksi jika sedang berada dirumah. Kadang memakai baju tidur yang sangat menerawang, kadang memakai kaos ketat dengan setelan rok sangat pendek. Tessa pun tanpa risih berpakaian seperti itu di depan teman-teman adiknya. Sikapnya pun sama persis seperti adiknya yaitu sangat cuek banget.

Suatu malam saat aku sedang bengong dirumah aku berpikiran untuk maen ketempat Cipto, dan akupun langsung beranjak pergi kerumah temenku tersebut. Sampai dirumah Cipto sepi tapi pintu rumahnya terbuka. Lalu aku langsung masuk gitu aja di dalam rumahnya (aku sudah biasa kalo maen rumah Cipto aku langsung masuk gitu aja karena aku sudah sangat akrab dengan Cipto). Sejenak aku kaget melihat Tessa (kakak temanku) hanya menggunakan handuk yang dilipatkan dibadannya, terlihat seperti abis mandi, lalu kusapa Tessa.



?Abis mandi ya kak? tanyaku
?Iya niieh? jawabnya
?malam-malam gini kok mandi siih kak? tanyaku kembali
?Iya gpp donk,abisnya gerah banget siih? sahutnya
?Cipto ada kak? aku iseng menanyakan adiknya
?Gak ada, dia dari tadi siang pergi belum pulang? jawab Tessa
Tahu kalo Cipto gak dirumah aku bergegas lekas pamitan untuk pulang.
?yaudah kak aku pulang dulu ya kak?
Tapi jawaban Tessa membuatku kaget.
?Eeehh? ngapain buru-buru pulang, gak mau maen sini dulu? ucap Tessa
?kan Cipto gak ada kak, lalu aku mau ngapain kak? tanyaku membodohi
?Disini dulu aja deeh temenin aku nonton DVD, aku ada film baru hlooo, tapi kalo gak mau ya gak papa siiih? ujar Tessa
?Iya kak aku temenin lagian aku juga gak tau mau kemana ni kak, temen-temen juga pada pergi semua kok?

Lalu aku masuk keruang tengah didepan tv dan Tessa mengambil kepingan DVD dikamarnya. Tak berapa lama Tessa kembali dari kamar tapi Aku sangat kaget sekali melihat Tessa masih menggunakan handuk dan tidak ganti baju, lalu aku bertanya.

?Kakak gak ganti baju?
?Gak ahh panas? jawabnya manja

Aku berucap dalam hati, gilak mana tahan kalo situasinya seperti ini, nonton DVD bareng sama cewek yang hanya menggunakan pelindung handuk saja. Tanpa lama penisku langsung terasa sangat kencang. Kemudian Tessa menunduk memasukan kaset DVD tersebut. Aduhaaaaiiii indahnya terlihat jelas pemandangan yang sangat menarik pantat putih mulus terpampang jelas didepan kedua mataku. Akupun tak kuasa menahan, penisku langsung menjulang keras sekali tapi aku berusaha menutupinya dengan bantal sofa.

?jangan ngintip hlo Ren? ucap Tessa
Dengan tergagap gagapakupun menjawab ? eenn?eeennn?.gggaaaaak kok kak?
?lha terus kenapa itunya ditutupi pake bantal? ucap Tessa
Akupun dengan gagap menjawab ?eeenn?eennn?gaaak papa kok kak?
?Beneran gak pap? goda Tessa
?iyha kak beneran gak pap kok?jawabku dengan menahan penisku yang udh sangat tegang

Setelah Tessa selesai memasukkan kaset DVD nya tersebut munculah sebuah film yang membuat aku kaget. Ternyata film tersebut adalah film porno. ?Oooohhh my good? ucapku dalam hati. Lalu Tessapun berkata.

?biasa aja Ren, gak papa kok, kamu juga sering nonton film kayak gini kan????
? kadang-kadang siiih kak kalo lagi pengen? jawabku
?lha terus kalo pengen terus kamu ngapain Ren?
?Ya gak ngapa-ngapain kak orang aku juga jomblo kok kak jadi kalo habis nonton ya udh selesai gitu ja kak? jawabku membodohi dan sok lugu
?kamu mau nggak kayak gitu sama aku? ajak Tessa sambil menunjuk film tersebut
?Aaaahhh kakak bias aja, masak iyha kakak mau seperti ???

Belum selesai aku menjawab Tessa pun langsung mencium bibirku, awalnya aku kaget dan akhirnya akupun membalas ciuman Tessa. Kami saling berpagutan, lidah Tessa mulai ngajak bergerilya kerongga mulutku, akupun meladeninya. Semakin lama kita ciuman semakin bergairah ciuman Tessa. Tangan Tessa pun tak bias diam, Tessa langsung memegang kemaluanku yang sudah tegang. Diremas-remasnya penisku, dan akupun mulai menciumi leher Tessa,



merambat sampai belakang telinga, sampai dibelakang telinga ternyata Tessa mendesah (kini aku temukan titik lemah Tessa,ucapku dalam hati). Tingkah Tessa makin gak karuan, Tessa langsung membuka celana dan celana dalamku dan munculah penisku yang sudah tegang sedari tadi. Langsung saja Tessa mengulum penisku dengan lahapnya. Akupun mendesah kenikmatan ?Oooohhhhh?.Kak?.Nikmat?.Kak?..? . Tessapun dengan ganas terus mengulum penisku.

4 menit berselang aku menarik Tessa dan mendudukannya disofa, aku membuka handuk penutup tubuhnya itu dan membuka lebar-lebar kedua paha Tessa. Terlihat memek yang sangat bagus sekali, utih, bersih dengan rambut yang berbentuk segitiga menghiasi vagina Tessa. Langsung saja aku menjilati klitoris Tessa dan Tessa pun mendesah tanda Tessa menikmatinya. Aku terus menjilati memeknya yang ranum itu, lidahku mulai masuk dalam vagina Tessa ?Oooouuuuggghhhhh?.Reeennn?.teeeerruuuusss?Reeeennn?.Niiiiikkk?Maaatttt? Ren? Tessa mendesah saat kujilati vaginanya. Sambil menjilati klitoris Tessa jarikupun kumasukan dalam vaginanya sambil kutusuk maju mundurkan dan Tessapun mengerang kenikmatan. 3 menit sudah aku menjilati vagina Tessa terasa tubuh Tessa bergetar dan ?AAArrrrrrrggghhhh?.aku?keluar..Reeeen?.? ucap Tessa. Tessa orgasme untuk yang pertama. Aku rasakan ada cairan yang keluar dari vagianya. Rasanya asiin asiiin gimana gitu,nikmat siih pikirku.

Kemudian aku berdiri dan mengarahkan penisku ke bibir memeknya yang sudah basah itu, dan tak pakai sulit akhirnya kontolkupun Masuk ?Blllleeeeeesssssss? penisku masuk semua kedalam memek Tessa. Tessapun mendesah ?Aaaahhhh?.Enak?Reen?Yang cepet Reeen? kata Tessa. Akupun langsung bergerak dengan cepat memaju mundurkan penisku. Desahan demi desahan keluar dari mulut Tessa. Aku semakin bersemangat memompanya. Sambil terus memompa aku melihat wajah puas terliahat diwajah Tessa.

5 menit sudah aku diatas Tessa memompanya dari atas kemudian aku membalikkan tubuh Tessa. Kali ini aku membuat Tessa nungging dan langsung aku masukan penisku kedalam memek sempit Tessa. Kosodok memek Tessa secara keras sampai terdengar ?Plluuuuuk?Plluuuuuk?.Pluuukk? suara tubuh kita yang saling beradu. Tessa pun mengerang kenikmatan ?Oooouuuggghhh?..Reeen?kamu?sangat?hebat?.puasiiin aku Reeen? kata-kata yang terucap dari mulut Tessa. Birahiku semakin meningkat, aku terus memompanya dari belakang. 5 menit sudah aku memompa Tessa dari belakang desahan Tessa semakin keras ?Ougghh?Ouugghh?Ouugghh?? kurasakan cairan membasahi penisku. Ternyata Tessa orgasme untuk yang kedua kalinya.

Sesaat aku cabut penisku dari memek Tessa dan menyodorkannya kemulut Tessa. Tessapun mengulum penisku kembali. Tak lama Tessa mengulum penisku aku kembali memasukan penisku ke memeknya. Kumaju mundurkan dengan cepat penisku, semakin kupercepat dan sampailah badanku merasa melayang terasa sampai diujung kepala tanda aku akan orgasme lalu kucabut penisku dan mengarahkannya ke perut Tessa?

?croooot?crooottt?.crooot?crroooottt?.crroottttt? spermaku muncrat dengan banyaknya membanjiri perut Tessa. Akupun terkulai lemas, aku mencium bibir Tessa sambil tidur disamping Tessa dengan nafas yang terengah-engah. Tessa mengambil tisu dan membersihkan spermaku yang ada di perutnya. Kemudian kami bersantai sejenak dan Tessapun berbisik.

?Makasih ya Ren,kamu udah puasin aku? ucap Tessa
?Iyha sama-sama kak,aku juga puas kok kak? jawabku
?kapan-kapan kita main beginian lagi ya Ren? ajak Tessa
?Iyha kak, tapi aku gak mau main disini kak takut ketahuan Cipto? jawabku
?hahaha,,iya gampang nanti,kita kan bias keluar mencari tempat yang nyaman kan, gak usah kuatir deeh Ren? jawab Tessa dengan tertawa
?OKE..deeh kak? jawabku sambil mengecup bibir Tessa.



Tak lama akupun memakai pakaianku dan aku langsung pulang dengan rasa yang sangat bahagia dan puas sekali. Setelah itu aku dan Tessa (kakak temanku Cipto) sering ketemu diluar untuk melakukan kembali hubungan intim. Ternyata Tessa adalah cewek yang hyper sex, dia sering masturbasi sendiri kalo sedang sange dirumah. Semua itu aku ketahui setelah beberapa kali melakukan hubungan intim dan Tessa pun bercerita tentang kebiasaanya. Kejadian seperti ini masih berlangsung sampai sekarang cerita ini kutulis.

AgenBandarCeme - Memuaskan Mbok Dan Mbah Ku




Memuaskan Mbok Dan Mbah Ku





Saya ingin menceritakan kehidupan di masa lalu saya ketika baru tumbuh menjadi anak laki-laki. Saya hanya mampu mengingat kehidupan saya secara lebih lengkap sejak saya berumur 15 tahun.
Dalam usia itu saya baru kelas 2 SMP di sebuah desa yang berada di pelosok, jauh dari keramaian dan kehidupan modern. Rumah saya hanya terbuat dari dinding anyaman bambu, lantai tanah dan letaknya terpencil di luar kampung.

Kami keluarga miskin, mungkin jika menurut ukuran pemerintah adalah keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Aku tinggal bersama emakku yang aku panggil simbok dan nenekku yang aku panggil mbah. Kami memang hanya bertiga. Mbok cerai dari Bapak sejak aku lulus SD. Aku tidak tahu apa penyebabnya, tetapi yang kurasa, Bapak pergi meninggalkan rumah dan sampai sekarang tidak tahu keadaannya. Mbah menjanda sudah sekitar 5 tahun karena kakek meninggal.

Aku ingat Mbah kakung (kakek) meninggal waktu aku masih SD. Jadi hanya aku lah laki-laki dirumah itu, yang harus mengerjakan semua pekerjaan laki-laki. Sementara mbok mencari nafkah dengan memburuh tani bersama mbah. Keduanya masih energik.

Ketika umurku 15 tahun mbok masih umur 29 tahun dan mbah 42 tahun. Umur segitu kalau di kota besar masih tergolong belum tua, tapi di kampung sudah termasuk uzur. Namun kedua mereka dikaruniai badan yang langsing dan menurut istilah Jawa, singset. Mbokku mewarisi ibunya berbadan langsing. Meski kedua mereka sudah memasuki usia tua menurut ukuran kampung, tetapi tubuh bereka tidak bergelambir lemak, alias singset.

Wajah mereka biasa-biasa saja tidak terlalu cantik, tetapi juga tidak jelek. Biasa saja lah orang kampung, Cuma wajahnya bersih dari noda bekas jerawat. Sepengetahuanku mereka tidak terlalu repot menjaga tubuh dan wajah, karena makan hanya seadanya dan mandi juga biasa tidak pernah dilulur dan sebagainya

Baik mak maupun mbah, tumit kakinya kecil dan betisnya langsing. Ini menjadi perhatianku setelah aku dewasa dan mengenal ciri-ciri wanita yang pandai memuaskan suami.
Agak melenceng sedikit. Kebiasaan di desa kami adalah setiap rumah mempunyai kamar mandi yang disebut sumur berada di luar rumah dan umumnya agak jauh di belakang rumah. Tidak jauh dari sumur terdapat tempat buang hajat besar. Sumur dan wc nayris tidak berdinding penghalang. Yang ada hanya bangunan lubang sumur yang bibirnya ditinggikan sekitar 1 meter, lalu tonggak-tonggak kayu untuk menggantung baju dan handuk.

Di sekitar sumur dan wc ditumbuhi oleh tanaman rumpun sereh dan tanaman semak yang rimbun sehingga agak terlindung. Aku sebagai laki-laki selalu bertugas menimba dan mengisi air ke ember-ember untuk mandi, cuci piring dan cuci baju. Ritual mandi biasanya dilakukan pada pagi hari ketika mata hari mulai agak terang sekitar pukul 5 pagi.

Sudah sejak kecil aku terbiasa mandi bersama orang tuaku. Tidak ada rasa malu, sehingga kalau kami mandi tidak memakai basahan, atau sarung. Kami mandi telanjang bulat. Mungkin bedanya kalau orang kota mandinya berdiri di bawah shower atau bergayung ria atau tiduran di bath tub. Kalau kami orang desa mandi biasanya jongkok. Hanya beberapa saat saja berdiri untuk mebilas semua tubuh setelah bersabun.

Di usiaku 15 aku baru mulai tertarik dengan bentuk badan lawan jenis. Yang bisa aku lihat hanya simbok dan mbah saja. Mbok badannya langsing dan kulitnya kencang, payudaranya tidak besar, kakinya juga langsing. Di usianya yang hampir memasuki kawasan 30, teteknya masih kencang membusung. Mungkin karena ukurannya tidak besar jadi buah dadanya tidak mengelendot turun. Jembutnya cukup lebat, rambutnya sebahu yang selalu diikat dan digelung.

Simbah badannya tidak jauh dari mbok, dan tingginya juga sama sekitar 155 cm, Cuma teteknya sedikit agak turun, tapi masih kelihatan indah. Jembutnya juga tebal. Badannya meski kelihatan lembut, tetapi perkasa karena mungkin pengaruh warna kulit yang tergolong sawo matang. Tetek mbah kayaknya sedikit lebih besar dari simbok. Perut Mbah agak banyak tertutup lemak, sehingga tidak serata perut mbok.

Aku kenal betul seluk-beluk kedua body mereka karena setiap hari pagi dan sore kami selalu mandi bersama, telanjang bersama dalam waktu yang cukup lama. Jika pagi hari selain mandi mbok dan simbah mencuci pakaian dan peralatan makan semalam. Berhubung tugasku menimba air maka aku tetap berada di posku sampai seluruh pekerjaan mereka selesai. Jika sore mandinya lebih cepat karena acara selingan hanya cuci piring.

Mohon pembaca jangan protes dulu, karena sekolah kami di desa memundurkan waktu masuk menjadi jam 8 dengan pertimbangan murid-murid umumnya memerlukan waktu untuk membantu pekerjaan rumah tangga di pagi hari dan memberi kesempatan kepada murid yang tinggalnya sekitar sejam jalan kaki dari sekolah.

Seingatku sejak aku sunat di umur 12 tahun, atau selepas lulus SD sering kali aku malu karena penisku sering berdiri kalau pagi-pagi ketika mandi bersama. Sebetulnya penis berdiri sejak aku bangun pagi, sampai mandi dia tidak surut-surut. Mbok sih cuek-cuek aja, tetapi si mbah sering mengolok-olok, bahkan kadang-kadang menampar pelan penisku dengan menyuruh ?tidur?.
Mulanya aku tidak malu, tapi sejalan bertambah umurku, penisku makin besar dan di sekitarnya mulai ditumbuhi bulu. Anehnya si mbah yang selalu memberi perhatian lalu mgomong ke simbok. Mbok ku lalu menimpali, ? cucumu sudah mulai gede mbah,? katanya.

Aku sulit mengendalikan penisku, kalau sudah berdiri, dia sulit di layukan, meski aku sirami air dingin. Yang bikin makin menegangkan, si mbah kadang-kadang memegang-megang penisku seolah-olah mengukur perkembangannnya, Si mbok juga disuruh Mbah merasakan perkembangan penisku. Meskipun kedua mereka adalah orang tua ku kandung, tetapi namanya dipegang tangan perempuan, naluri kelaki-lakianku bangkit. Penisku jadi makin mengeras.

Kadang-kadang aku berusaha menghindar karena malu, tetapi selalu dicegah oleh mbah dan menyuruh aku diam saja. Dibandingkan emak ku, mbah lebih agresif. Di usia 15 tahun aku sudah memiliki tubuh seperti pria dewasa. Tinggiku lebih dari 165 cm dan penisku sudah kelihatan gemuk dan keras serta agak panjang sekitar 15 cm.

Sebenarnya dengan aku sebesar itu sudah tidak pantas bersama emak dan mbahku mandi telanjang bersama. Tapi karena sudah terbiasa sejak kecil, aku tetap saja dianggap masih anak-anak.
Entah pantas disebut bagaimana, sialnya atau untungnya, embahku makin suka mempermainkan penisku. Kadang-kadang tangannya dilumuri sabun lalu dikocoknya penisku agak lama lalu dilanjutkan dengan menyabuniku. Emak juga kadang-kadang ikut-ikutan embah, meski penisku sudah berlumuran sabun, dia ikut mengocok dan merabai kantong semarku. Rasanya birahiku terpacu dan rasanya nikmat sekali. Makanya aksi mereka itu aku biarkan. Bahkan jika mandi tanpa ritual itu, aku yang selalu memintanya.

Tapi seingatku meski dikocok-kocok agak lama kok aku waktu itu tidak ejakulasi. Aku sendiri belum mengetahui cara melakukan onani, maklum anak desa, yang akses informasi ke dunia luar masih sangat terbatas.

Entah gimana awalnya tetapi setelah seringnya aku dikocok-kocok kami jadi sering mandi saling menyabuni, aku menyabuni seluruh tubuh mak ku dan mbahku. Dalam mengusap sabun tentu saja aku leluasa menjamah seluruh tubuh mereka. Aku senang mencengkram tetek dan memelintir pentil susu. Juga senang mengusap-usap jembut dan menjepitkan jari tengahku ke sela-sela memek. Mungkin itu naluri yang menuntun semua gerakan. Sumpah, aku tidak tahu harus bagaimana memperlakukan perempuan pada waktu itu.

Namun kesannya mereka berdua senang, bahkan badan mereka sering dirapatkan dan memelukku, sehingga penisku yang menjulang tegang kedepan selalu menerjang bagian pantat atau bagian atas memek. Mbah kadang-kadang menundukkan penisku agar masuk ke sela-sela pahanya sambil memelukku erat. Posisi itu paling aku suka sehingga kepada makku juga aku lakukan begitu. Mereka kelihatan tidak keberatan alias oke-oke saja. Saya pun tidak tahu pada waktu itu bahwa berhubungan badan itu memasukkan penis ke dalam lubang memek.



Aku sering dipuji mbah dan itu dikatakan kepada mak ku. ? anak mu ini hebat lho nduk (panggilan anak perempuan jawa), kayaknya dia kuat.?

Terus terang aku tidak mengerti yang dimaksud kuat. Kala itu kupikir yang dimaksud kuat adalah kemampuanku menimba air, membelah kayu bakar dan mengangkat beban-beban berat.
Mbah ku dan makku tidak kawin lagi setelah mereka berpisah dengan suaminya. Aku tidak pernah menanyakan alasannya, karena aku rasa lebih nyaman hidup bertiga gini dari pada harus menerima kehadiran orang luar. Padahal yang naksir mbah, apalagi emakku lumayan.

Suatu hari kemudian aku dipanggil emakku setelah mereka berdua berbicara berbisik-bisik di kamar Aku waktu itu sedang asyik meraut bambu untuk membuat layangan di teras rumah. Emakku duduk di sampingku.
?Le (Tole istilah panggilan anak laki-laki Jawa), kamu nanti malam tidur dikamar bersama mbah dan simbok.? kata mak.
?Ah gak mau , kan tempat tidurnya sempit, kalau tidur bertiga,? kataku.

Tempat tidur mereka sebenarnya hanya dua kasur kapuk yang dihampar diatas plastic dan tikar di lantai. Masih ada ruang untuk menggelar tikar tambahan di sisi kiri atau kanannya. Sehingga jika ditambah satu bantal, bisalah untuk tidur bertiga, dengan catatan seorang diantaranya tidur di tikar.
Selama ini aku tidur di balai-balai bambu di ruang tengah. Di desaku disebut amben bambu. Tidak ada masalah tidur di amben meski tanpa kasur. Aku tidur hanya beralas tikar dan ditemani bantal kumal serta sarung.

Aku bertanya-tanya, tetapi tidak dijawab mak atau mbah, kenapa malam itu aku harus tidur seranjang dengan mereka. ?Udahlah turuti saja, jadi anak yang penurut, jangan suka terlalu banyak tanya,? nasihat mbahku.
Saking polosnya aku, yang terbayang dalam benakku adalah nanti malam aku bakal tidur bersempit-sempitan dan bersenggolan. Aku paling tidak senang jika tidur bersinggungan dengan orang lain. Tidak terlintas sedikitpun pikiran yang negatif.
Biasanya aku tidur jam 10 malam, tapi malam itu jam 8 malam aku sudah diseret masuk ke kamar mereka. Aku tidur di kasur bersama mbah, disebelah yang lain mbok ku tidur ditikar.
Mulanya hanya tidur telentang, Tidak lama lama kemudian mbah tidur memelukku. Terus terang aku merasa risih dipeluk. Tapi mau protes tidak berani, jadi diam saja. Mbah mengusap-usap wajahku, lalu dadaku. Aku mengenakan kaos usang yang di beberapa tempat sudah ada yang sobek. Entah berapa lama diusap-usap, aku menunggu dengan persasaan tegang. Aku tidak tahu kemana tujuan mereka mengajakku tidur bareng dan sekarang mbah tidur memelukku dan mengusap-usap dadaku. Sejujurnya aku sangat risih, tetapi apa daya tidak berani protes. Jika diberi peluang aku akan memilih kembali tidur di luar di amben.

Tangan kanan mbah yang tadi mengusap dadaku mulai merambat ke bawah ke arah sarungku. Aku terbiasa tidur sarungan dan di dalamnya tidak pakai celana, karena selain untuk menghemat pemakaian celana juga rasanya lebih enak leluasa. Terpeganglah gundukan kemaluanku dri luar sarung. Tangan mbahku meremas-remas, mengakibatkan aku tegang. Bukan hanya penis yang menegang, tetapi perasaanku juga tegang, karena khawatir terhadap kejadian apa yang bakal terjadi selanjutnya. Aku diam saja, selain berdebar-debar, penisku jadi mengembang di remas-remas mbah.
Ditariknya sarung keatas sehingga terbukalah bagian kemaluanku. Kamar tidur rumah kami hanya bepenerangan lampu minyak yang sejak tadi sudah di kecilkan. Jadi pemandanganku hanya remang-remang.

Diraihnya kemaluanku lalu digenggamnya penisku yang sudah mengeras sempurna. Nikmatnya luar biasa , tapi juga aku merasa takut, sehingga debaran jantungku makin keras. Penisku di kocok-kocok, sampai akhirnya aku terbuai dan rasa takutku sudah terlupakan. Tanpa sadar aku melenguh nikmat.
Entah kapan si mbah membuka bagian depan bajunya sehingga ketika kepalaku ditarik ke dadanya wajahku merasakan kelembutan payudaranya. Mulutku diarahkan ke puting susunya dan aku diperintah menjilati dan mengemut susunya. Perintah itu aku turuti dan naluriku juga menuntunnya. Sedap nian rasanya mengemut dan menjilati puting susu yang mengeras.

Meski tidak ada rasa, tetapi memainkan puting susu lebih nikmat rasanya dari pada mengunyah marshmallow. Setelah bergantian kiri dan kanan aku diminta nenek menaiki tubuhnya. Sarungku sudah dilepasnya sehingga bagian bawahku sudah telanjang. Aku turuti saja perintah si mbah. Aku merasakan bagian bawah mbah juga sudah terbuka. Aku berasa gesekan jembut lebatnya menggerus perutku. Sambil aku menindih mbah penisku dipegang mbah dan diarahkan ke lubang vaginanya. Aku diminta mengangkat badanku sedikit dan ketika ujung peler sudah di depan lubang aku diminta menurunkan badanku pelan-pelan.

Tidak pernah terbayangkan dan terpikirkan kenikmatan dan sensasi ini. Jiwaku terasa melayang di awang-awang. Aku tidak ingat dan peduli siapa yang ada di bawah tubuhku. Yang kurasakan adalah seorang wanita menggairahkan. Sensasi masuknya penisku perlahan-lahan ke vagina mbah terasa sangat nikmat. Terasa vaginanya licin tapi juga tidak mudah memasukkan penisku. Setelah seluruh batang penisku tengggelam dilahap memek mbah terasa hangatnya lubang vagina mbah. Kami berdiam sebentar dan aku mematung merasakan sensasi kenikmatan luar biasa yang belum pernah akur rasakan selama hidupku.

Sesaat kemudian mbah agak mendorong tubuhku dan menariknya kembali. Mbah mengendalikan gerakanku dengan memegangi melalui kedua tangannya di bongkahan pantatku. Aku tidak menyangka kenikmatan luar biasa ini. Embah terdengar mendesis dan terkadan mengerang. Aku makin cepat melakukan gerakan seiring dengan makin nikmatnya rasa yang menjalari mulai dari kemaluanku sampai ke seluruh tubuh.

Seingatku aku tidak terlalu lama bergerak begitu, karena selanjutnya ada gelombang nikmat yang mendera tubuhku dan berujung pada kontraksi di penis dan seluruh otot di bawah. Aku merasa mengeluarkan sesuatu dari lubang kencing. Tanpa diberi komando selama proses pelepasan itu aku membenamkan dalam-dalam penisku ke dalam memek mbah.

Terasa lega dan plong setelah semua spermaku tumpah. Mbah mendorong tubuhku untuk berbaring di sebelahnya dan seluruh sendi tubuhku terasa lemas. Mbah bangkit dan mengambil lap yang lembab membersihkan seluruh kemaluanku yang penuh berselemak cairan sperma dan cairan dari vagina mbah.

Penisku layu perlahan-lahan sampai selesai proses pembersihan itu. Mbah kulihat juga membersihkan memeknya dengan lap lain. Setelah kami berdua bersih, mbah beralih pindah ke tikar sementara mak tidur di sebelahku.
Dia seperti mbah tadi tidur memelukku dan tangannya meremas-remas penisku yang loyo. Remasan mak membuat penisku berkembang per lahan-lahan sampai akhirnya tegang mengeras kembali. Tetapi rasanya tidak sensitif tadi.



Mengetahui penisku sudah menegang sempurna, mak menyuruhku menindih tubuhnya seperti mbah tadi . Tangannya menuntun penisku untuk memasuki lubang memeknya. Aku sudah paham dan aku segera menekan batang penisku ketika terasa penisku sudah mulai memasuki lubang hangat. ?pelan-pelan, sakit,? kata emak.
Aku turuti perintahnya dan pelan-pelan kutekan penisku memasuki lubang memeknya yang juga terasa hangat dan menjepit. Setelah semua masuk aku mulai menggenjot. Nikmat luar biasa dan aku lupa pada keadaan sekeliling. Perhatianku hanya tertuju pada kenikmatan yang sekarang sedang menjalar ke seluruh tubuhku.

Aku terus menggenjot makku sampai dia berteriak-teriak seperti orang kesakitan. Tapi ketika aku tanya dia mengkomandoiku agar jangan berhenti dan terus menggenjot. Mak ku sudah seperti orang hilang ingatan. Badannya kelojotan dan bergerak tidak karuan sampai beberapa kali penisku lepas dari memeknya. Dia buru-buru meraih penisku untuk dimaskukkan kembali ke lubang memek. Tiba tiba dia berteriak ? aaaaaah aaaah aduhhh aaaaah aduh. ? kedua tangannya menarik pantatku agar semua batang penisku tenggelam. Aku turuti kemauannya dan penisku merasa seperti berkali-kali dicengkeram oleh memeknya. Aku berdiam sampai agak lama, sampai tidak ada lagi kurasakan kedutan di lubang memeknya.

Sepertinya mak ku sudah siuman. Dia kutanya dengan penuh keheranan, apakah kesakitan. Dia menggelengkan kepala sambil tersenyum ditariknya wajahku ke wajahnya dan diciuminya seluruh wajahku. Penisku masih tertancap dalam memeknya. Naluriku mendorong aku melakukan kembali gerakan naik turun seperti tadi. Mak kembali mendesah-desah dan menjerit kecil. Aku pun makin semangat memompa dan birahiku makin terangsang mendengar erangan itu. Sepertinya aku akan kembali merasakan sperma akan keluar , gerakanku makin kupercepat dan mak makin keras mengerang, sampai kuingat mbahku mengusap-usap rambut emakku. Aku tidak perduli apapun kecuali segera mencapai puncak kenikmatan.

Ketika puncak kenikmatan muncul kubenamkan dalam-dalam penisku ke dalam memek mak dan ku tembakkan spermaku berkali-kali. Mak ku menarik tubuhku rapat rapat dan kurasakan penisku dijepit-jepit. Luar biasa sensasi kenikmatan yang kurasakan.
Aku berdiam sebentar sampai akhirnya penisku keluar dengan sendirinya dari lubang memek karena menyusut. Aku tergolek di samping emakku dan rasa lemas dan ngantuk yang luar biasa. Kulihat makku sudah tertidur dan mendengkur halus. Mbah melakukan tugasnya membasuh penisku dan memek mak ku. Selanjutnya aku tidak ingat lagi.

Aku terbangun karena desakan ingin kencing. Di sisi dapur rumah kami memang ada semacam wc kecil khusus untuk buang air kecil. Penisku menegang menahan desakan ingin kencing, tetapi setelah air seni dilepas, penisku masih tetap gemuk. Dia makin keras ketika aku mengingat kejadian yang baru aku alami.

Ketika aku masuk aku melihat mak dan nenekku tidur tanpa penutup di bagian bawah. Makku sudah terkapar, tetapi nenek ku masih manyapaku untuk tidur di sebelahnya. Aku turuti dan aku langsung tidur memeluk nenekku, tanganku langsung meremas kedua bongkahan payudara nenek yang terasa masih kenyal. Puting susunya aku pelintir-pelintir dan kadang-kadang aku usap. Nenek merintih ? rintih aku perlakukan begitu. Dia kemudian memintaku untuk menindihnya lagi. Aku sudah semakin paham dan kuarahkan penisku ke lubang di bagian bawah badannya. Pelan-pelan aku tekan sehingga melesak lah seluruh penisku ke dalam memeknya.

Awalnya aku menggenjot perlahan-lahan, tetapi seiring dengan erangan nenek aku jadi makin bersemangat menggenjot lebih cepat. Nenek sama seperti mbok ku, dia menjerit jerit nikmat dan kemudian kedua kakinya merangkul pinggangku erat sekali sampai aku tidak bisa bergerak. Kurasakan memeknya berkedut-kedut. Aku tidak bergerak sampai nenek melonggarkan kuncian kakinya. Aku kembali mengenjot nenek dengan gerakan lamabat dan cepat. Tidak lama kemudian nenek kembali mengunci tubuhku dan aku kembali merasakan penisku dijepit-jepit oleh memek mbah. Seingatku pada waktu itu mbah berkali-kali begitu sampai akhirnya dia memintaku berjenti, karena katanya dia sudah tidak kuat dan badannya lemas.

Aku masih penasaran karena belum mencapai puncak, Kulihat emakku tergeletak mengangkang. Aku beralih menindih mak. Dia terbangun hanya dengan membuka matanya. Sementara itu penisku sudah masuk kedalam memeknya. Aku tidak perduli apakah makku sudah bangun atau masih setengah tidur. Aku terus menggenjot sampai kemudian mak juga merintih-rintih. Mak tak lama kemudian juga mengunci tubuhku dengan lilitan kedua kakinya sehingga aku tidak bisa bergerak. Padahal aku merasa sudah hampir mencapai puncak kenikmatan. Terasa memek makku menjepit ketat sekali berkali-kali. Ketika kuncian kakinya agak longgar aku memaksa menggenjot lagi sampai menjelang aku puncak makku kembali melilitkan kakinya dan aku dengan paksa masih menggenjot meski gerakkannya pendek. Tapi itu sudah bisa menghantar puncak knikmatanku. Aku mengejang-ngejang menyemprotkan mani ke dalam memek mak dan mak mengunci tubuhku ketat sekali dan kedua tangannya juga memelukku erat sekali.

Aku tertidur sebentar dan terbangun karena terasa geli di penisku. Kulirik ke bawah ternyata mbah tengah duduk dan mempermainkan penisku. Keadaan masih gelap. Aku mungkin baru tertidur satu jam, tetapi penisku sudah berdiri lagi. Malam itu aku bermain berkali-kali sampai hari agak terang mungkin aku sudah melepas spermaku 5 kali.

Paginya kami seperti biasa mandi bersama dan saling menyabuni. Aku tidak berani bertanya banyak, karena mereka sama sekali tidak menyinggung peristiwa tadi malam. Mak ku hanya mengingatkanku agar menjaga rahasia rumah tangga. Hari itu aku tidak sekolah karena apa aku lupa, apakah karena hari minggu atau hari libur sekolah. Mak dan Mbah setelah selesai membereskan urusan rumah tangga mereka membuat masakan sederhana, lalu kami sarapan pagi. Hari itu seingatku mak dan mbah tidak ke sawah, tapi malah masuk kamar tidur-tiduran.

Aku yang merasa badanku lelah juga tertarik untuk gabung tidur dengan mereka. Kelanjutannya aku kembali ngembat mak dan mbah sampai aku keluar 3 kali. Kami sempat tidur sebentar sebelum bangun karena lapar di siang hari.

Mak dan mbah hanya mengenakan kemben sarung menyiapkan makan siang, Kami makan siang di amben tempat tidurku. Perutku terasa kenyang dan mata kembali mengantuk.
Aku memilih tidu di kasur empuk tempatnya mak dan mbah biasa tidur. Entah berapa lama aku tertidur lalu terbangun karena terasa ada yang menggelitik di kemaluanku. Ternyata mak dan mbahku memainkan penisku. Mereka berdua menimang-nimang penisku. Akhirnya sampai waktu petang aku sempat menyemprotkan dua kali spermaku.

Malamnya aku masih sempat menyemprotkan sperma setelah bergantian menindih mak dan mbahku. Selanjutnya hampir tiap malam aku harus melayani nafsu kedua orang tuaku sampai aku dewasa. Kami menyimpan rahasia itu serapat mungkin. Herannya mak dan mbahku tidak sampai hamil oleh hubungan kami. Mereka memiliki resep rahasia untuk melakukan KB.
Meskipun keluarga kami miskin. Tetapi kehidupan kami sangat bahagia. Aku meneruskan seolah sampai akhirnya bisa meraih S-1. Sejak aku kuliah aku jarang bertemu mereka, karena kau harus pindah ke kota. Tapi setiap bulan aku mengunjungi mereka dan menghabiskan waktu akhir pekan dengan melampiaskan nafsu.



Sejak aku kuliah aku sempat merasakan beberapa memek cewek yang sebaya dan lebih muda dari ku. Harus diakui bahwa memek cewek-cewek ku masih kalah nikmat dibanding memek mak dan nenekku.
Nenekku meski usianya kemudian sudah memasuki 50 tahun dan sudah menopause, tetapi kelegitan memeknya masih luar biasa. Mak ku memeknya juga legit banget. Mungkin karena tubuh kedua orang tuaku yang kencang dan tidak gemuk, maka berpengaruh pada jepitan memeknya. Selain itu jika kuperhatikan cairan memek mereka agak kental dan lengket, berbeda dengan cewek-cewek lainnya yang lebih cair dan licin.

Sejak aku kuliah aku membawa berbagai teknik baru dalam berhubungan dengan mereka seperti mengoral dan melakukan persetubuhan dengan berbagai posisi. Mulanya mak dan Nenek risih ketika kujilati memeknya, tetapi lama-lama karena nikmat mereka jadi ketagihan.

Senin, 02 September 2019

AgenBandarCeme - Bu Dosen

  




Bu Dosen




Kenangan indah bersama dosen dan pembantunya tiba-tiba terbersit, Sebatang pensil dimeja tiba-tiba menggerakkan tanganku untuk menuliskan Cerita Seks disini. Ku tulis kata-demi kata hingga aku merangakai keseluruhan cerita seks mengenai pengalamanku ngentot dengan ibu dosenku di diariku.Ku peluk buku itu setelah selesai mencoret-coret lembaran putihnya,ku isikan cerita ngentotku bersama dosenku.Ku buka laptop ku tulis kembali dan kusajikan di forumkami.com, semoga terhibur dan inilah kisahnya.

pada waktu ujian tengah semester di warnai rintikan hujan disepanjang jalan menemaniku menuju ketempat itu, saya dipanggil ke rumah dosen wanita yang masih agak muda, sekitar 26 tahun. body asyik di pandang mata,lurus sebahu rambutnya. Ia juga lulusan dari perguruan tinggi tersebut. Dipanggil ke rumahnya karena saya diminta untuk mengurus keperluan dia, karena dia akan ke luar kota. Malam harinya saya pun ke rumahnya sekitar jam 7 malam. Saat itu rumahnya hanya ada pembantu (yang juga masih muda dan cantik). Suaminya ketika itu belum pulang dari rapat di puncak.Otomatis kondisi rumah lagi sepi,hanya wanita-wanita tok penghuninya.

Saat saya membuka pintu rumahnya, saya agak terbelalak karena dia memakai gaun tidur yang tipis, sehingga terlihat payudara yang menyumbul keluar. Saat saya perhatikan, dia ternyata tidak memakai BH. Terlihat saat itu buah dadanya yang masih tegar berdiri, tidak turun. Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan, sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.

Sewaktu saya sedang memperhatikan Dosen saya itu, saya kepergok oleh pembantunya yang ternyata dari tadi memperhatikan saya. Sesaat saya jadi gugup, tetapi kemudian pembantu itu malah mengedipkan matanya pada saya, dan selanjutnya ia memberikan minuman pada saya. Saat ia memberi minum, belahan dadanya jadi terlihat (karena pakaiannya agak pendek), dan sama seperti dosen saya ukurannya juga besar.

Kemudian dosen saya yang sudah duduk di depan saya berkata, (mungkin karena saya melihat belahan dada pembantu itu) ?Kamu pingin ya ?nyusu? sama buah dada yang sintal..??
Saya pun tergagap dan menjawab, ?Ah? enggak kok Bu..!?
Lalu dia bilang, ?Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.?
Mungkin karena ia saya anggap bercanda, saya bilang saja, ?Oh.., boleh juga tuh Bu..!?



Tanpa diduga, ia pun mengajak saya masuk ke ruang kerjanya.
Saat kami masuk, ia berkata, ?Andre, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!?
Kemudian saya menurut saja, saya lihat punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, saya bilang, ?Nggak ada apa-apa kok Bu..!?
Tetapi tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan tetap membelakangiku. Saya lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik tangan saya ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar. Kemudian saya merayap ke putingnya, dan benar perkiraan saya, putingnya besar dam masih keras.

Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia tersenyum sambil membuka celana dalamnya. Terlihat di sekitar kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat.
Kemudian saya berkata, ?Kenapa Ibu membuka baju..??
Ia malah berkata, ?Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.?

Karena saya ingin juga merasakan tubuhnya, saya pun tanpa basa-basi terus menciuminya dan juga buah dadanya. Saya hisap hingga ia merasa kegelian. Kemudian ia membuka pakaian saya, ia pun terbelalak saat ia melihat batang kejantanan saya.
?Oh, sangat besar dan panjang..! (karena ukuran penis saya memang besar, sekitar 17 cm dan berdiameter 3 cm)?

Dosen saya pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum penis saya hingga biji kemaluan saya.
?Ah.. ahh Bu? enak sekali, terus Bu, aku belum pernah dihisap seperti ini..!? desah saya.
Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Saya juga meremas-remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen saya. Kemudian ia mengajak saya untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69.

Saya terus menjilati vaginanya dan terus memasukkan jari saya.
?Ah.. Andre, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan penismu..!? katanya.
?Baik Bu..!? jawab saya sambil mencoba memasukkan batang kemaluan saya ke liang senggamanya.

?Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?? tanya saya.
?Iya Andre, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya.? jawabnya.
Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya penis saya sambil berkata, ?Ohh? ohhh? besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya Ndre..??
?Ah nggak kok Bu..? jawab saya sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan saya.
Kemudian, untuk melonggarkan lubang vaginanya, saya pun memutar-mutar batang kemaluan saya dan juga mengocok-ngocoknya dengan harapan melonggarkan liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan batang kejantanan saya sudah masuk setengahnya.



?Ohhh? ohhh? Terus Ndre, masukkan terus, jangan ragu..!? katanya memohon.
Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal saya semua ke dalam liang kewanitaannya.
?Oohh pssfff? aha hhah.. ah?? desahnya yang diikuti dengan teriakannya, ?Oh my good..! Ohhh..!?

Saya pun mulai mengocok batang kemaluan saya keluar masuk. Tidak sampai semenit kemudian, dosen saya sudah mengeluarkan cairan vaginanya.
?Oh Andre, Ibu keluar?? terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
Cairan itu juga memudahkan saya untuk terus memaju-mundurkan batang keperkasaan saya. Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi, ?Crep.. crep.. sleppp.. slepp..? sangat keras. Karena saya melakukannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar sampai ke luar ruang kerjanya.

Saat itu saya sempat melihat pembantunya mengintip permainan kami. Ternyata pembantu itu sedang meremas-remas payudaranya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan kami). Oh, betapa bahagianya saya sambil terus mengocok batang keperkasaan saya maju mundur di liang vagina dosen saya. Saya juga melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, dan saya baru kali ini melihat wanita masturbasi.

Setelah 15 menit bermain dengan posisi saya berada di atasnya, kemudian saya menyuruh dosen saya pindah ke atas saya sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
?Aha.. ha.. ha?? ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
?Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.? batin saya.

Kemudian setelah orgasmenya yang kedua, kami berganti posisi kembali. Ia di atas meja, sedangkan saya berdiri di depannya. Saya terus bermain lagi sampai merasakan batas dinding rahimnya.

?Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan Ndre..!? katanya.
Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
?Ah Andre, aku keluar, ah? ah? ahhh? nikmat..!? desahnya sambil memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.

Setelah itu ia mengajak saya ke bath-tub di kamar mandinya. Ia berharap agar di bath-tub itu saya dapat orgasme, karena ia kelihatannya tidak sanggup lagi membalas permainan yang saya berikan. Di bath-tub yang diisi setengah itu, kami mulai menggunakan sabun mandi untuk mengusap-usap badan kami. Karena dosen saya sangat senang diusap buah dadanya, ia terlihat terus-terusan bergelinjang. Ia membalasnya dengan meremas-remas buah kemaluan saya menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan nikmatnya bila buah zakar diremas-remas dengan sabun).

Setelah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang keempat bagi dosen saya dan yang pertama bagi saya.
?Oh Andre, aku mau keluar lagi..!? katanya.
Setelah terasa penuh di ujung kepala penis saya, kemudian saya keluarkan batang kejantanan saya dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.

?Oh Andre, engkau sungguh kuat dan partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat orgasme, sehingga aku dapat orgasme berkali-kali. ini pertama kalinya bagiku Andre. Suamiku biasanya hanya dapat membuatku orgasme sekali saja, kadang-kadang tidak sama sekali.? ujar dosen saya.
Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan saya keluar ruang kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian saya yang berserakan di sana.

Di luar ruang kerjanya, saya lihat pembantu dosen saya tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sambil memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya. Karena melihat tubuh pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, saya mulai membayangkan bila saya dapat bersetubuh dengannya. Yang menarik dari tubuhnya adalah karena buah dadanya yang besar, sekitar 36D. Akhirnya saya pikir, biarlah saya main lagi di ronde kedua bersama pembantunya. Pembantu itu pun juga tampaknya bergairah setelah melihat permainan saya dengan majikannya.

Saya langsung menindih tubuhnya yang montok itu dengan sangat bernafsu. Saya mencoba melakukan perangsangan terlebih dulu ke bagian sensitifnya. Saya mencium dan menjilat seluruh permukaan buah dadanya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi hutan lebat itu.

Tidak berapa lama kemudian, kami pun sudah mulai saling memasukkan alat kelamin kami. Kami bermain sekitar 30 menit, dan tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya. Terbukti saat kami sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan kami masing-masing.



Oh, ternyata saya sudah bermain seks dengan dua wanita bernafsu ini selama satu setengah jam. Saya pun akhirnya pulang dengan rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama kalinya saya merasakan bercinta dengan wanita.

AgenBandarCeme - Majikan Paruh Baya Ganteng




 Majikan Paruh Baya Ganteng





Sebuah cerita dewasa yang sangat menggairahkan yaitu saat berhubungan sex dengan wanita setengah baya yang bisa membuat kita merasa lebih bergairah dan sangat bernafsu. Tulisan dibawah ini menceritakan hubungan sex antara seorang supir dengan majikannya yang cantik dan genit serta haus akan belaian seorang lelaki, mari kita simak cerita di bawah ini.

Aku benar-benar lemas mendengar keputusan pihak manajemen perusahaan. Bulan lalu perusahaan sudah menyampaikan rencananya untuk mengurangi sejumlah karyawan, termasuk pengemudi. Hari ini aku termasuk yang kena di PHK. Istriku tak banyak bicara ketika kutunjukan surat pemutusan hubungan kerja yang diberikan oleh perusahaan. Dia hanya memandangi bayi kami yang baru saja berusia tiga bulan. Terbayang di pikiran kami bagaimana cara menghidupi bayi kami ini tanpa adanya pekerjaan. Uang pesangon yang diberikan oleh perusahaan tak seberapa jumlahnya pasti tak akan bertahan lama.

Aku pun mulai berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, selama seminggu aku menyibukan diri dengan iklan lowongan pekerjaan di koran dan mendatangai berbagai macam perusahaan untuk mencari kerja. Hasilnya nihil dan aku pun merasa dimana lagi aku harus melamar pekerjaan. Untungnya sorenya istriku membawa kabar gembira. Majikan pak Mady butuh supir ?baru segera, dikarenakan pak Mady, lelaki tua yang tinggal tidak jauh dari rumah kami kena stroke. Pak Mady pun harus butuh banyak istirahat total dan berhenti menyupir untuk majikannya. Istriku mengangsurkan secarik kertas bertuliskan nama dan alamat majikan Pak Sulaiman.Besok paginya aku langsung meluncur ke rumah Pak Ando, mantan majikan Pak Mady. Rumah Pak Ando luar biasa besar dan mewah. Pembantu Pak Ando membukakan pintu gerbang dan mempersilahkan aku menunggu di ruang tamu. Kemudian Pak Ando menemuiku. dia seorang lelaki Cina tua, bos sebuah perusahaan Bahan baku kampas rem mobil di Jakarta.

?Kamu tetangga Pak Mady?? tanya Pak Ando.
?Benar, Pak Ando. Nama saya Albert?
?Kamu kelihatan muda sekali. Berapa umurmu?? tanya Pak Ando.
?Umur saya 25 tahun, Pak?
?Sudah lama jadi supir??
?Saya sudah 3 tahun menjadi supir di perusahaan lama saya Pak.?
?Kenapa kamu keluar dari perusahaan lama kamu?? tanya Pak Ando
?Perusahaan sedang mengalami penurunan dan mengurangi sejumlah karyawan, Saya pun di PHK?
?Ooh oke, Albert. Langsung saja, kamu saya terima bekerja di saya. Kamu akan menjadi supir pribadi istri saya. Istri saya adalah Area Manager perusahaan. Dia harus banyak berkeliling ke cabang-cabang perusahaan di kota-kota lain di Jawa dan di Indonesia,? jelas Pak Ando.? Gaji tiga bulan pertama Rp 2.2 juta. Setuju??
?Setuju, Pak?
?Kamu mulai kerja hari ini? kata Pak Ando

Seminggu sudah aku menjadi supir Nyonya Ando. Dari karyawan kantor, aku tahu nama Nyonya Ando adalah Sherly, sebuah nama yang elok. Di kantor, para karyawan demikian segan dan hormat padanya, dan tak pernah ada yang bicara buruk tentang perempuan luar biasa ini. Di mobil, ketika tak sedang menelepon, Bu sherly tak banyak bicara. Seperti pagi ini dalam perjalanan ke Bandung, menuju ke kantor cabang. Dia hanya bicara beberapa patah kata bilamana aku terlalu cepat dan terlalu pelan mengemudi.



Kami sampai di Bandung sebelum tengah hari. Bu Sherly langsung memimpin rapat para karyawan. Aku sendiri langsung menuju warung makan di depan kantor. Setelah 3 jam menunggu, perutku mulas. Pasti karena saya kebanyakan makan sambal pecel lele. Aku mencari WC. Kata Karyawan kantor, WC supir ada di bagian belakang. Aku segera ?menyelinap kebelakang mencari WC yang dimaksud, melewati lorong-lorong sempit ?tumpukan stok barang perusahaan.Setelah selesai dengan urusanku di kamar kecil, aku bermaksud kembali ke depan melewati lorong-lorong sempit yang tadi aku lewati. Dinding salah satu lorong itu ternyata adalah Kaca salah satu ruang kantor. Tirai dinding kaca itu terbuka sedikit, dan tak sengaja dari celah kecil itu aku melihat sebuah adegan seru, yang sudah pasti bukan kegiatan kantor pada umumnya. Seorang lelaki muda sedang asik memeluk, mencium dan dengan lidahnya menelusuri dada perempuan yang aku kenal betul, yakni Bu Sherly. di atas sebuah sofa diruang kantor kepala pemasaran cabang Bandung. Bagian atas blus Bu Sherly terbuka lebar, menampakkan dadanya yang penuh di balik BH yang terurai sebelah. Bu Sherly tampak begitu menikmati itu. kepalanya terdongak dengan mata terpejam bibirnya terbuka. Kalau tak ada dinding kaca ini, aku pasti bisa mendengar desah desah nikmatnya. Aku terpaku menikmati adegan kecil di celah sempit itu. Tak sengaja lututku menyentuh tumpukan stok barang. setumpuk kampas rem yang sudah terbentuk terjatuh dan menimbulkan suara yang pasti terdengar dari dalam ruangan. Kulihat aksi Bu Sherly dan lelaki itu terhenti seketika. Aku lari menjauh, tak perlu repot-repot menata ulang barang yang jatuh.

Satu jam kemudian Bu Sherly keluar dari kantor dan minta balik ke Jakarta. Aku tak berani banyak bicara dalam mobil. Bu sherly juga tidak, tapi dia kelihatannya santai sekali. Aku bertanya tanya dalam hati apakah dia tahu aku mengintipnya. Sekitar selang beberapa menit kemudian Bu sherly mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

?Albert, berapa umurmu?? tanya Bu Sherly tiba-tiba.
?25 tahun, Bu?
?Sudah menikah??
?Sudah Bu, saya punya bayi usia 3 bulan?
Tiba-tiba Bu Sherly melemparkan satu amplop tebal ke kursi desebelahku. sejumlah lembaran seratus ribuan tampak dari ujung amplop yang terbuka.
?Itu untuk kamu dan anakmu. 10 juta rupiah!? kata Bu Sherly.
?Untuk saya?? tanyaku heran.
?Iyah, untuk kamu,? tegas Bu Sherly.
?Wah, untuk apa ini ya bu?? tanyaku tak mengerti. Aku melihatnya dari kaca spion. Bisa kulihat Bu Sherly tersenyum dari kaca itu.
?Ini uang tutup mulut. Aku tahu kamu mengintip aku sedang bermesraan dengan Dody tadi.
tidak boleh ada yang tahu ini. Kalau Pak Ando tahu, itu berarty dari kamu. Dan kau pasti akan kehilangan pekerjaan. Kunci mulutmu dengan uang 10 juta itu, dan kamu tetap bisa bekerja.
Aku terdiam sejenak. Kuberanikan bicara,
?Ibu tidak perlu memberi saya uang itu. Saya akan tutup mulut. Ibu bisa pegang kata-kata saya?
?Tidak! ambil saja! dan jangan bicara lagi!?
Itulah kalimat terakhir Ibu Sherly. Selebihnya, dia tak bicara lagi. Besoknya aku menyetorkan uang ke tabunganku tanpa sepengetahuan Istriku. Dan selanjutnya, aku menutup mulut rapat-rapat. Hari hari berjalan seperti biasa, tak banyak yang berubah. Yang sedikit berubah adalah suasana di dalam mobil. Belakangan ini Ibu Sherly sering sekali bergeser tempat duduk. Kalau biasanya dia duduk tepat di belakangku, kali ini dia lebih sering bergeser ke kiri. Dia sering kali mencuri pandang ke arahku dari duduknya di mobil. Entah kenapa dia begitu. Yang jelas aku tak pernah berani menatapnya dari balik spion.

Pagi ini aku mengantar Bu Sherly ke bandara Soekarno Hatta. dia akan bertugas memeriksa cabang Bali selama seminggu. Jadi, selama seminggu ini aku akan stand-by dikantor Pak Ando sebagai supir cadangan. tapi selepas siang sebuah sms masuk ke HP-ku. Itu dari Bu Sherly. Bunyinya, ?Supir cabang Bali sakit. Kamu ke Bali siang ini. Sudah saya kirim uang buat beli tiket pesawat. Kamu langsung ke kantor Cabang Denpasar?.

Segera aku mendapatkan uang tiket dan alamat kantor Cabang Denpasar dari kantor Jakarta. Senang juga rasanya naik pesawat untuk pertama kalinya. 4 jam kemudian aku sudah berada di Kantor Cabang Denpasar.
?Saya lebih nyaman kalau kamu yang nyupir, ?kata Bu Sherly begitu duduk di kursi belakang di mobil Cabang Denpasar. ?Kamu banyak tahu jalan-jalan Denpasar, kan?? tanya Bu Sherly.
?Iya, Bu. Saya menempuh SMA saya disini,? kataku
?Baiklah, langsung ke Hotel santika Kuta Beach,? perntah Bu Sherly

Setelah check-in di hotel, aku sempat membawakan barang ke kamar Bu Sherly, sebuah kamar cottage tepat di pinggir pantai Kuta.
?Ini uang buat cari hotel kecil di sekitar sini. Mobil kamu bawa. HP-kamu mesti stand-by. Kalau saya perlu keluar, saya akan telepon,? kata bu Sherly
?Baik, Bu!?

Aku mendapat kan Hotel kecil tak jauh dari Santika Kuta Beach. Jam tujuh malam kurang sedikit, sehabis mandi, dan mengenakan t-shirt, teleponku bergetar. Bu Sherly kirim SMS.
?Charger saya ketinggalan di mobil. Bisa kamu antar ke Hotel?? demikian bunyi SMS itu. Aku segera beranjak. Ketika sampai di hotel, SMS Bu Sherly datang lagi, ?Kamu sudah sampai hotel?
Bisa langsung antar charger ke kamar saya??



Dengan charger di tangan, aku bergerak ke bagian belakang Hotel dan mencari cottage Bu Sherly. Di malam hari suasana cottage itu syahdu benar, dengan tanaman rindang, lampu redup di seputar cottage dan deburan ombak laut tak jauh dari cottage. Aku mengetuk pintu cottage.
?Masuk saja, tidak dikunci!?terdengar suara Bu Sherly. Aku tak berani langsung masuk. Ragu aku berdiri di depan pintu.
?Masuk, Albert? suara Bu Sherly agak meninggi, setengah memerintah.

Aku mendorong pintu, Bu Sherly berdiri di dekat jendela yang menghadap ke pantai dengan segelas soft-drink dengan rambut terurai dan senyum manis. Berdebar aku melihatnya, tank-top merah ketat yang dikenakan membiarkan lekuk-lekuk dadanya terlihat jelas. Belahan dada yang indah itupun tak terseumbunyikan. Aku menatap kakinya yang jenjang, Short putih yang teramat pendek itu menyajikan sepasang paha mulus yang kencang.
?Ini chargernya, Bu Sherly, saya taruh sini,ya!? kataku gugup. Bu Sherly berjalan menghampiriku. Iya ampun! cara berjalan itu, demikian menggetarkan dada. Seksi banget orang satu ini.
?Kamu kelihatan gugup,? kata Bu Sherly tenang, menatapku dengan pandangan penuh, tak pernah dia memandangku sedemikian rupa sebelumnya.
?Lihat sekeliling. Sebuah kamar yang nyaman dengan lampu redup, dan suara debur ombak. sempurna sekali, bukan?? Kata Bu Sherly dalam kerlingnya. Aroma parfum mahal itu menyergap hidungku. Aku tak tahu Bu Sherly bicara apa, tapi aku menjawabnya.
?Ya, benar. Sempurna,? kataku. Aku mundur beberapa langkah. Bu Sherly makin dekat ke arahku.
? Apa yang kamu pikirkan sekarang?? tanya Bu Sherly. Wajahnya tak jauh dari wajahku.
?Saya?eh?saya, harus segera balik. Saya tidak ingin mengganggu kesempurnaan suasana ini? kataku.
?Begitu?? kata Bu Sherly pelan, meletakan gelas di meja yang ada di sebelahnya. ? Kalau begitu, balikkan badan dan tutup pintu itu,? katanya kemudian, Aku menuruti perintahnya. Aku membalikan badan, dan menutup pintu.
?Tidak begitu, Albert. Tutup dari dalam, bukan dari luar!? ujarnya Bu Sherly.
?Aku terkejut.?Dari dalam?maksud Ibu???
?Iya, dari dalam. Dan kau tetap disini. Kita cuman berdua di kamar yang romantis ini. Tidak bisakah kau lihat ranjang itu? tidak kah kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini? tidak bisakah kau lihat betapa aku menginginkanmu??

Aku diam terpaku. Tapi ada benda yang mulai terasa mekar di selangkanganku. Bu Sherly mendekatiku dan mengalungkan kedua tangannya ke leherku. ?Panggil saja aku Sherly saja. Bawa aku ke ranjang itu, aku ingin kamu cumbui aku. bercintahlah denganku. Aku pingin sekali!? Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata. Bibir Sherly ?telah mendarat di bibirku. ?Dilumatnya aku dengan rakus dan beringas. Entah kenapa aku tak lagi ragu. Aku pun membalas lumatan bibir itu dengan tak kalah beringas. Sungguh manis dan segar bibir itu. Sherly segera melepas kaosku dan melepas tank-topnya sendiri, memberikan dada indah nya telanjang. Aku segera menyergap dada indah itu. Kukulum kan dan kuhisap habis-habisan puting susu Sherly. Aku yakin itu yang dia suka dan dia mau sekarang, dan aku benar. Dia menggerang dan mendesah dan membiarkan aku mengeksplorasi dada dan lehernya dengan bibir dan lidahku. Kukulum lembut puting merah jambu itu dan kuremas-remas dengan ritme yang lembut pula. Tubuh Sherly bergetar hebat, dengan ciuman bertubi-tubi dan dorongan dadanya pula, dia menggerakan aku ke arah ranjang dan menindihku dengan gencar, masih dengan ciumannya yang makin beringas.

?Susuku, aku mau kau hisap putingku lagi, telusuri sekujur dadaku, dan buat aku nikmat dan melayang, Albert!?
?Kau akan dapatkan yang kamu mau, Sherly? kataku tersenggal.

Kuberi Sherly jilatan-jilatan rakus di puting dan seputaran susunya. Dia membalasnya dengan gerakan yang sangat terlatih dan terampil. Dibalasnya aku dengan menghisap dan menggigit kecil putingku, dan debur ombak pantai Kuta seperti mendadak membimbing Sherly untuk memintaku melepaskan celana pendek yang dikenakan itu, dan dia tak sabar membantu aku melepaskan celana jeansku.

?Lepas celanaku, Albert. Lepas dan beri aku kejantananmu,?Sherly mendesah ketika mulai kuraih celana itu untuk kulorotkan. Tempik indah dan manis perempuan Cina itu menyembul dengan kerumunan rambut halus yang menyemut di sekitarnya.
?Kamu mau aku menggerayangi ini dengan lidahku?? tanyaku.
?Itu yang aku mau. Do it!? kata Sherly

Dia membantu dirinya sendiri terlentang dan meraih kepalaku. kubenamkan wajahku di tempik Sherly dan kumainkan lidahku, merangsek sedalam mungkin ke seantero vagina yang basah dan lapar itu. Sherly merintih, mengerang, mendesah dan mengaduh nimat. ?Ohhhh! ?ooouhhhh! ouuuhhh, Albert! That?s good. Terussss. Terusss. Ouhhh!? Sherly terus mengerang di antara debur ombak pantai. Sejenak kemudian, dia mengangkat kepala dan meraih penisku. ?Sekarang kau harus merasakan balasanku,? sloroh Sherly, dia menelan bulat-bulat penisku dan mengulumnya penuh nikmat. Dia pun menarik penisku maju mundur mulai dari kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi dengan jepitan mulutnya. Aku terengah-engah dibuatnya. Sungguh ahli perempuan ini memberikan kenikmatan pada penisku. Benar-benar mabuk aku dibuatnya. Tak sabar lagi aku, libidoku sudah naik ke ubun-ubun. Aku menindihinya, menyerang susunya sekali lagi dan membuat Sherly menggelinjang liar di tempat tidur itu. Sherly lebih tak sabar lagi. dia membetot penisku dan membantuku mencari tempik basahnya.

?Senangkan aku, bahagiakan aku, Albert. Aku mau kamu sejak pertama aku melihat kamu?
?Kamu terlalu banyak meminta, Sherli? kataku.

Kubenamkan penisku ke dalam vaginanya yang basah menantang. Kupompa dengan penuh kelembutan dengan gerakan yang kusesuaikan dengan debar nafas Sherly. Kubiarkan penisku mencari titik-titik nikmat vagina Cina seksi ini. Kuberi dia bonus gigitan-gigitan kecil diputingnya dan sekujur susunya. ini membuat Sherly senang bukan main. Tak bisa kujelaskan rintihan desahan dan erangan Sherly.

Aku dan Sherly bercinta semalam suntuk. Sherly hanya memberiku istirahat sejenak sebelum dia mulai menyerang aku lagi. Dia punya banyak teknik permainan yang membuatku terperangah. Dan dia selalu meminta, meminta dan meminta. Ini membuat aku harus mengimbanginnya terus, berapa kalipun dia memintanya.

Kami berada di Bali seminggu penuh. Sherly pintar bikin alasan untuk tidak perlu datang ke kantor Cabang. Dia hanya mau aku mencumbunya terus dan terus tiada habis. pada malam terakhir sebelum kami pulang ke Jakarta. Aku dan sherly bercinta di dalam sleeping-bag selepas tengah malam di pantai yang sunyi.



Begitu pulang ke Jakarta, Sherly terus minta aku memuaskannya dikamar rumahnya ketika Pak Ando dan seisi rumah sedang keluar, dan dimana saja. Kami pergi ke hotel di Malang, Jogja, Madiun, Bandung bahkan Singapura. Sering pula Sherly minta aku mencumbunya di dalam mobil dimana saja dia menjadi horny. Aku tak tahu kapan ini akan berhenti. Sepertinya Sherly tak akan pernah ingin untuk mengakhiti ini semua.